Bahkan Rektor, Dr. Ir. T. Sutitkto, MSc yang sedang berada di Jakarta menyempatkan diri hadir dan menjadi moderator dalam kuliah umum tersebut.
Dalam kuliah umumnya, Menkominfo yang akrab dipanggil Pak Nuh ini banyak mengupas sisi falsafah dari Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK). Sebab menurutnya, tanpa menguasai nilai-nilai falsafah TIK, maka TIK hanya akan menjadi alat belaka. Sebaliknya, jika kita berhasil menguasai nilai-nilai falsafahnya maka TIK akan mampu menjadi supporter, driver dan enabler bahkan transformer dalam kehidupan.

Lebih jauh Pak Nuh menjelaskan jika TIK memiliki tiga falsafah dasar, yakni kecepatan, jejaring (network) dan efisiensi. Oleh karena itu jika kita ingin menguasai, mengembangkan dan menggunakan TIK, maka tiga dasar falsafah dasar tadi mutlak diterapkan. Era global adalah era dimana setiap pihak harus bergerak cepat dalam segala hal agar tidak ketinggalan, falsafah alon-alon waton kelakon menurut Menkominfo harus mulai ditinggalkan. Dalam era global, pembangunan jejaring juga adalah keniscayaan yang harus disertai dengan efisiensi organisasi di semua lini.

Menkominfo juga mengharapkan agar perguruan tinggi aktif dalam pembangunan pola pikir masyarakat. Menurut Pak Nuh, pola pikir yang perlu dibangun adalah pola pikir kreatif, pola pikir saling menghormati dan pola pikir berbasis etika. Diharapkan pembangunan pola pikir tersebut akan melahirkan budaya saling menghargai (reward culture). Pak Nuh juga mengharapkan kampus menjadi penyejuk di kala suasana politik saat ini mulai memanas. Perbedaan pilihan diantara masyarakat diharapkan tidak malah menjadi pemutus silaturahmi.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide-ide anda