BERGABUNGLAH BERSAMA ORANG-ORANG YANG BERWAWASAN DI BIDANG ANDA

2.24.2009

Sri HB X : Saatnya Kembali Ke Sistem Pertanian Organik Dan Kearifan Lokal

Jumat, 13 Februari 2009 01:22

Jember, 12 Februari 2009

Kondisi pertanian Indonesia yang kini terpuruk harus segera di atasi, salah satunya adalah dengan kembali kepada Sistem Pertanian Organik (SPO) yang ditunjang dengan kearifan lokal. Solusi ini disampaikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam kesempatan kuliah umum di lantai III gedung rektorat Universitas Jember (12/2).

Sri Sultan yang hadir atas undangan Lembaga Penelitian (Lemlit) Universitas Jember, menyampaikan kuliah umum berjudul “Pembangunan Pertanian Berbasis Kearifan Lokal Untuk Menghadapi Pasar Global Demi Kemakmuran Rakyat”. Kuliah umum kali ini dihadiri para dosen, peneliti, mahasiswa Universitas Jember dan pemerhati pertanian serta sosial budaya.
Menurut gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini, sebenarnya masyarakat Indonesia sejak dahulu telah mempraktekkan SPO yang didukung dengan kearifan lokalnya masing-masing. Contohnya masyarakat Dayak memiliki pengetahuan lokal tentang cara berladang yang menyelesaikan persoalan lingkungan hidup, begitu pula dengan masyarakat Banjar yang mengenal sistem pertanian sawah lestari, dan masih banyak contoh lainnya.

Namun dalam perjalannnya, kearifan lokal tadi diabaikan bahkan dianggap tidak sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Padahal SPO bukan pertanian baheula dan tidak anti teknologi atau menghambat kemajuan. SPO adalah pertanian yang berangkat dari paradigma holistik dalam memandang alam semesta. Dalam cara pandang ini manusia menjadi bagian dari alam, sejalan dengan tujuan terbesar dari praksis pertanian yaitu untuk keberlanjutan alam semesta.

Pandangan sementara ini yang menganggap SPO tidak pro bisnis juga ditentang oleh Sri Sultan HB X, buktinya di pasaran hasil SPO justru menduduki premium price di tingkat konsumen. Oleh karena itu strategi pengembangan SPO agar makin berkembang di Indonesia adalah dengan menjadikannya sebuah gerakan pertanian organik yang bukan sekedar gerakan petani menanam dengan tidak merusak lingkungan, tetapi merupakan juga gerakan arus bawah (grassroot movement) untuk memperbaiki situasi yang selama ini merusak.

Menurut Ketua Lemlit Universitas Jember, Dr. Ir. Cahyo Adibowo, kuliah umum ini adalah salah satu agenda rutin Lemlit mengundang para pakar yang bertujuan sebagai ajang diseminasi informasi dan pemikiran untuk memperluas cakrawala khazanah ilmu pengetahuan dan teknologi bagi sivitas akademika Universitas Jember.

Sementara itu dalam sambutan pembukaannya, Pembantu Rektor I, Prof. Agus Subekti, MSc PhD memberikan apresiasi atas kehadiran Sri Sultan HB X dalam acara kuliah umum mengenai strategi pertanian. Sebab sesuai dengan visi Universitas Jember yang ingin menjadi motor pendorong di bidang agribisnis. Kehadiran Sri Sultan HB X juga hal yang spesial, pasalnya Sri Sultan HB X yang lebih dikenal sebagai budayawan ini memberikan kuliah umum mengenai strategi pertanian. (iim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuangkan ide-ide anda