BERGABUNGLAH BERSAMA ORANG-ORANG YANG BERWAWASAN DI BIDANG ANDA

6.29.2011

Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference). Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.

Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis adalah untuk mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan dalam Sistem Informasi Geografis adalah data yang telah terikat dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belum dispesifikasi.

Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi (Wikipedia, 2008).

Aplikasi dan pengembangan SIG dimulai di negara maju,terutama Amerika Utara. Komponen utama SIG meliputi perangkat keras, perangkat lunak, data dan sumber daya manusia. Perangkat keras meliputi komputer, digitizerscanner, plotter, printer, sedangkan perangkat lunak bias dipilih baik yang komersial maupun yang tersedia dengan bebas. Contoh perangkat lunak yang banyak dipakai adalah ARC/INFO, ArcView, IDRISI, ER Mapper, GRASS, MapInfo (Tarigan, 2003).

Disamping itu pengumpulan data dengan teknologi penginderaan jauh dapat mengurangi bahkan menghilangkan pengaruh subyektivitas. Mengingat luasnya dan banyaknya variasi wilayah Indonesia, sejalan dengan kemajuan teknologi informasi, maka aplikasi penginderaan jauh dan SIG sangat tepat. Kedua teknologi tersebut dapat dipadukan untuk meningkatkan kemampuannya dalam hal pengumpulan data, manipulasi data, analisis data serta menyediakan informasi spasial secara terpadu.
Komponen-komponen yang terdapat dalam SIG yaitu perangkat keras, perangkat lunak dan intelegensi manusia.Secara umum proses SIG terdiri atas tiga bagian (subsistem), yaitu subsistem masukan data (input data), manipulasi dan analisis data, menyajikan data (output data).



2. Pembahasan
Sistem Informasi Geografis dapat dimanfaatkan untuk mempermudah dalam mendapatkan data-data yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk dijital. Sistem ini merelasikan data spasial (lokasi geografis) dengan data non spasial, sehingga para penggunanya dapat membuat peta dan menganalisa informasinya dengan berbagai cara. SIG merupakan alat yang handal untuk menangani data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital sehingga data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta cetak, table, atau dalam bentuk konvensional lainya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan meringankan biaya yang diperlukan (Aini,2011).
Ada beberapa alasan yang mendasari mengapa perlu menggunakan SIG, adalah:
1. SIG menggunakan data spasial maupun atribut secara terintergarsi
2. SIG dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basis data
3. SIG memiliki kemampuan menguraikan unsure-unsur yang ada dipermukaan bumi ke dalam beberapa layer atau coverage data spasial
4. SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menvisualisasikan data spasial berikut atributnya
5. Semua operasi SIG dapat dilakukan secara interaktif
6. SIG dengan mudah menghasilkan peta -peta tematik
7. SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitanya dengan bidang spasial dan geoinformatika.
Fungsi Utama SIG
Fungsi utama SIG ada empat, yaitu :
a. Menerima data
Data yang diterima SIG adalah :
• Data Grafis (graphic) : dari hasil mengimport file, digitasi, scaner dan konversi data yang sudah ada.
• Data tabular (Atributte) : dari hasil pengetikan dan mengisi data yang sudah ada.
b. Menyimpan dan memanipulasi data
• Manajemen data : untuk menyimpan data
• Perbaikan data : untuk memanipulasi data
c. Menganalisis data
Analisis SIG merupakan sebuah metode, bagaimana SIG menjawab pertanyaanpertanyaan dalam kaitannya dengan perencanaan keruangan. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka dilakukan analisis data, baik data spasial maupun data tabular, serta pembuatan model.
d. Menampilkan data
Tampilan hasil pengolahan data disajikan ke dalam bentuk; Peta-peta tematik, buku laporan, dan tampilan monitor (Purwadi, 1994).
Komponen Sistem Informasi Geografi

Gambar 1. Komponen Sistem Informasi Geografi
Hardware
Sistem Informasi Geografis memerlukan spesifikasi komponen hardware yang sedikit lebih tinggi dibanding spesifikasi komponen sistem informasi lainnya. Beberapa hardware yang sering digunakan dalam Sistem Informasi Geografis adalah Personal Computer (PC), Mouse, Digitizer, Printer, Plotter, dan Scanner.
Software
Sebuah software SIG haruslah menyediakan fungsi dan tool yang mampu melakukan penyimpanan data, analisis, dan menampilkan informasi geografis.
Elemen yang harus terdapata dalam komponen software SIG adalah :
• Tools untuk melakukan input dan transformasi data geografis.
• Sistem Manajemen Basis Data.
• Tools yang mendukung query geografis, analisis, dan visualisasi.
Geographical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool geografi.
Data
Hal yang merupakan komponen penting dalam SIG adalah data. Secara fundamental, SIG bekerja dengan 2 tipe model data geografis, yaitu model data vector dan model data raster.
Manusia
Komponen manusia memegang peranan yang sangat menentukan, karena tanpa manusia maka sistem tersebut tidak dapat diaplikasikan dengan baik. Jadi manusia menjadi komponen yang mengendalikan suatu sistem sehingga menghasilkan suatu analisa yang dibutuhkan.
Metode
SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunia nyata, dimana metode, model, dan implementasi akan berbeda untuk setiap permasalahan.
Subsistem SIG
Sistem Informasi Geografis dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem sebagai berikut:
a. Data Input: Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan data dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber dan bertanggung jawab dalam mengkonversi atau mentransfortasikan format-format data-data aslinya kedalam format yang dapat digunakan oleh SIG.
b. Data output: Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy seperti: tabel, grafik dan peta.
c. Data Management: Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun data atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, di-update dan di-edit.
d. Data Manipulation & Analysis: Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG dan melakukan manipulasi serta pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.

Gambar 2. Subsistem-subsistem SIG
Jika subsistem SIG tersebut diperjelas berdasarkan uraian jenis masukan, proses, dan jenis keluaran yang ada didalamnya, maka subsistem SIG dapat juga digambarkan sebagai berikut:

Data spasial dan data atribut tersimpan dalam bentuk titik (dot), garis (vektor), poligon (area) dan pixel (grid). Data dalam bentuk titik (dot), meliputi ketinggian tempat, curah hujan, lokasi dan topografi. Data dalam bentuk garis (vektor), meliputi jaringan jalan, pipa air minum, pola aliran sungai dan garis kontur. Data dalam bentuk poligon (area), meliputi daerah administrasi, geologi, geomorfologi, jenis tanah dan penggunaan tanah. Data dalam bentuk pixel (grid), meliputi citra satelit dan foto udara. Data dalam bentuk titik, garis dan poligon silahkan lihat gambar 5.8. Sedangkan data dalam bentuk pixel, silahkan lihat gambar berikut:

Data dasar yang dimasukkan dalam SIG diperoleh dari tiga sumber, yaitu data lapangan (teristris), data peta dan data penginderaan jauh. Berikut ini akan dibahas satu per satu mengenai data dasar tersebut.
1) Data lapangan (teristris)
Data teristris adalah data yang diperoleh secara langsung melalui hasil pengamatan di lapangan, karena data ini tidak terekam dengan alat penginderaan jauh. Misalnya, batas administrasi, kepadatan penduduk, curah hujan, jenis tanah dan kemiringan lereng.
2) Data peta
Data peta adalah data yang digunakan sebagai masukan dalam SIG yang diperoleh dari peta, kemudian diubah ke dalam bentuk digital. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar 5.10.

3) Data penginderaan jauh
Data ini merupakan data dalam bentuk citra dan foto udara. Citra adalah gambar permukaan bumi yang diambil melalui satelit. Sedangkan foto udara adalah gambar permukaan bumi yang diambil melalui pesawat udara. Informasi yang terekam pada citra penginderaan jauh yang berupa foto udara atau radar, diinterpretasi (ditafsirkan) dahulu sebelum diubah ke dalam bentuk digital. Sedangkan citra yang diperoleh dari satelit yang sudah dalam bentuk digital, langsung digunakan setelah diadakan koreksi seperlunya. Gambar 5.11. adalah contoh data hasil penginderaan jauh.

Gambar Citra spot daerah Jepara, Jawa Tengah.

Analisis GIS untuk menentukan kesesuaian lahan
Peta kesesuaian lahan sangat penting sebagai intrumen dalam membantu pengambilan keputusan menentukan jenis komoditas yang cocok di suatu wilayah. Melalui teknologi Sistem Informasi Geografis, berbagai peta tematik dapat dipadukan dengan data-data tabular untuk menentukan kesesuaian lahan. Hasil integrasi data-data tersebut disajikan dalam bentuk peta kesesuaian lahan. Dari hasil analisis dapat dikeatahui bahwa kecamatan Torgamba merupakan kecamatan yang memiliki tingkat sesuai untuk semua jenis komoditas tanaman lahan kering, buah-buahan, tanaman industri, perkebunan dan agroforestry. Faktor pembatas utama dalam penyusunan kesesuaian lahan ini adalah faktor perubahan iklim dan salinitas.

Contoh-Contoh SIG untuk Budidaya Tanaman Semusim
Berikut ini beberapa contoh penerapan SIG dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah:
a) Pengelolaan Fasilitas : Peta skala besar, network analisis, biasanya digunakan untuk pengolaan fasilitas kota. Contoh aplikasinya adalah penempatan pipa dan kabel bawah tanah, perencanaan fasilitas perawatan, pelayanan jaringan telekomunikasi
b) Pengolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan: Untuk tujuan ini pada umumnya digunakan citra satelit, citra Landsat yang digabungkan dengan foto udara, dengan teknik overlay. Contoh aplikasinya adalah studi kelayakan untuk tanaman pertanian, pengelolaan hutan dan analisis dampak lingkungan
c) Bidang Transportasi: Untuk fungsi ini digunakan peta skala besar dan menengah dan analisis keruangan, terutama untuk manajemen transit perencanaan rute, pengiriman teknisi, analisa pelayanan, penanganan pemasaran dan sebagainya.
d) Jaringan telekomunikasi: GIS digunakan untuk memetakan Sentral. MDF (Main Distribution Poin), kabel primer, Rumah Kabel, kabel Sekunder, Daerah Catu Langsung dan seterusnya sampai ke pelanggan. Dengan GIS kerusakan yang terjadi dapat segera diketahui.
e) Sistem Informasi Lahan : Untuk keperluan ini yang digunakan adalah peta kadastral skala besar atau peta persil tanah dan analisi keruangan untuk informasi kadastral pajak.

Daftar Pustaka
Aini, A. 2008. Sistem Informasi Geografis Pengertian dan Aplikasinya. STMIK AMIKOM, Yogyakarta.

BPS Kabupaten Labuhanbatu. 2002. Penerapan dan manfaat system penginderaan jauh GIS dalam bidang pertanian. Kabupaten labuhanbatu. Kalimantan.

Samsuri, 2004. Pembuatan Peta Dan Analisis Kesesuaian Dengan Metode Sistem Informasi Geografis (Sig). Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian. Universitas Sumatra Utara. Medan.

Sugito dan Dede. 2008. Urgensi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk Mendukung Data Geospasial. FKIP Universitas Pendidikan Indonesia.

Yuwono. 2007. Kontribusi Aplikasi Sistem Informasi Geografis (Sig) dalam Berbagai Skala Kajian Arkeologi Lansekap. Jurusan Arkeologi FIB-UGM, Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuangkan ide-ide anda